Maraknya Fenomena Flexing, Bagaimana Tanggapan Islam dalam Menyikapinya?
Flexing atau pamer menurut KBBI adalah menunjukkan sesuatu yang dimiliki kepada orang lain dengan maksud memperlihatkan kelebihan atau untuk menyombongkan diri.
Dalam ilmu psikologi, kemunculan Flexing ini tidak lain bertujuan untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain.
Sedangkan dalam dunia media sosial, para netizen menyebut bahwa flexing seringkali dilakukan oleh orang kaya palsu yang cenderung suka pamer harta kekayaan.
Lalu, bagaimana pandangan Islam mengenai fenomena flexing ini ?
Allah ta’ala berfirman dalam QS. Luqman [31] ayat 18:
“Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.” (QS. Luqman: 18)
Ayat di atas menerangkan bahwasannya Allah melarang manusia untuk bersikap sombong dan meminta manusia untuk selalu bersikap tawadhu’ (rendah hati) kepada siapapun. Karena kasih sayang Allah tidak sampai pada orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.
Selain itu, dalam sebuah hadis diriwayatkan, Rasulullah SAW besabda: “tidak akan masuk surga siapa yang dalam hatinya tedapat kesombongan walaupun hanya sebesar zarrah.” (HR. Muslim)
Agar anak-anak kita tidak flexing, maka perlu kita ajarkan nilai-nilai kerendahan hati, memperkenalkan empati dengan cara mengajarkan anak untuk memahami perasaan orang lain dan mempertimbangkan bagaimana tindakan atau perkataannya dapat memengaruhi orang lain, serta memberitahu konsekuensi dari flexing.
Pandangan Islam terhadap fenomena flexing sangat jelas, sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur’an dan hadis. Islam mengajarkan untuk bersikap tawadhu’ atau rendah hati dan melarang kesombongan dalam bentuk apapun. Seperti yang difirmankan Allah dalam QS. Luqman: 18, dan diperkuat oleh sabda Rasulullah SAW, bahwa kesombongan sekecil apapun akan menghalangi seseorang masuk surga.
Dengan demikian, penting untuk selalu introspeksi diri dan menghindari perilaku flexing, guna mencapai ridha Allah dan kedamaian hidup di dunia serta akhirat.