SIT Permata Kota Mojokerto

Menjaga Keseimbangan Hidup: Dunia sebagai Sarana, Bukan Tujuan

Dunia itu seperti yang Allah sampaikan dalam surah Al-Kahfi.

Buatkanlah untuk mereka (umat manusia) perumpamaan kehidupan dunia ini, yaitu ibarat air (hujan) yang Kami turunkan dari langit sehingga menyuburkan tumbuh-tumbuhan di bumi…” (QS. Al-Kahfi: 45)

Dari perumpamaan ini, kita dapat mengambil pelajaran penting tentang bagaimana dunia ini, dengan segala kemewahan dan godaannya, seperti air yang turun dari langit. Air, dalam jumlah yang tepat, dapat memberikan manfaat yang besar, seperti menyuburkan tanah dan mendatangkan kehidupan.

kehidupan
Belajar Menjaga “Keseimbangan”, untuk Tetap Berada di Jalur Kebaikan

Namun, jika air itu berlebihan, ia bisa membahayakan, bahkan menenggelamkan. Begitu pula dengan dunia, jika kita terikat pada dunia, kita bisa terjebak dalam bahaya.

Kehidupan ini ibarat perjalanan menumpang sebuah kapal menuju tujuan akhir, yaitu akhirat. Selama kita mampu mengelola kehidupan duniawi dengan bijak (tetap menjaga keseimbangan), kita akan tetap berada di jalur yang aman.

Namun, ketika dunia mulai menguasai hati kita (seolah air mulai masuk ke dalam sampan), itulah tanda kita mulai berada dalam bahaya.

Sebagai seorang Muslim, kita tidak diminta untuk menanggalkan dunia ini sepenuhnya. Yang penting adalah kita tidak dikuasai oleh dunia. Dunia bukanlah musuh, melainkan sarana untuk meraih tujuan akhir yang lebih mulia. Oleh karena itu, mari kita kelola “dunia” ini dengan bijak, menjadikannya sebagai alat untuk mencapai kebaikan, tanpa sampai terjerumus dalam fitnah dan keserakahannya.


Leave a Reply

Your email address will not be published.

*