Wujud Dan Bayang-Bayang
Kebenaran dan kebatilan ibarat keaslian wujud dan bayang-bayang. Kebenaran adalah hakikat sejati, seperti air yang memberikan kehidupan, seperti air yang jernih dan murni, memberikan manfaat dan keberkahan yang langgeng . Di sisi lain, kebatilan hanyalah buih yang tampak nyata namun kosong dan tak berdaya tanpa menunggangi aliran air (kebenaran), terombang-ambing dan akhirnya lenyap tanpa jejak. (Syahid Murtadha 2001 : 51)
Allah SWT menggambarkan kebenaran dan kebatilan ini dengan firmanNya. (Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah ia (air) di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengambang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti (buih arus) itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (tentang) yang benar dan yang batil. Adapun buih, akan hilang sebagai sesuatu yang tidak ada gunanya, tetapi yang bermanfaat bagi manusia, akan tetap ada di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan) (QS. Ar-Ra’d 17).
Dalam kehidupan ini, banyak hal yang tampak mengesankan namun tidak memiliki substansi yang hakiki. Hanya kebenaran yang memiliki nilai abadi dan berguna bagi manusia. Demikianlah Allah membuat perumpamaan, mengajarkan kita untuk memahami antara yang sejati dan yang semu, agar kita senantiasa bisa melihat wujud keaslian dari kebenaran.
Ketajam kita dalam melihat hakikat peristiwa sangat dibutuhkan, agar tidak terpedaya oleh kebatilan yang menunggangi kebenaran. Dan, perlu diingat… apa-apa yang memberikan kemanfaatan dan kebaikan, akan tetap eksis. Daripada kebatilan, yang akan terombang-ambing lenyap dan hanyut seperti buih.